Cita Cinta
saya menemukan diri saya sebagai seorang pembelajar. selalu menyukai tantangan. sesuatu hal yang terus berulang membuat saya bosan. walaupun saya berkecimpung dengan tugas kuliah ( KPM IPB 44) saya sangat menyukai anak-anak, dan saya mempunyai pengalaman dalam dunia training pelajar sejak SMA. Setalah lulus kuliah pun saya memilih menjadi guru di sekolah alam.
lalu apa sebenarnya yang ingin saya tekuni dalam universitas kehidupan ini?
setelah berkontemplasi (disaat anak-anak tidur, hehehe) dan mengevaluasi diri. saya mencoba mendeskripsikan passion saya dalam universitas kehidupan ini adalah pendidikan keluarga. mengapa saya perlu menghubungkan masa lalu untuk mendefinisikan tujuan masa depan? Karena saya saat ini adalah hasil doa dan ikhtiar masa lalu. saat ini my passion sedang menempuh tahap pembelajaran sebagai ibu dan istri. saya pun memilih menjadi fulltime mom.
Lalu kenapa saya memilih menekuni bidang tersebut? karena keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat. didalamnya terdapat beberapa orang yang mempunyai peran dan tanggungjawab. khusus orang tua, mereka merupakan madrasah pertama dan utama bagi anak. perubahan besar berawal dari hal kecil.
entah kenapa ini terpikir sangat menyenangkan. membangun sebuah peradaban yang dimulai dari keluarga. Alhamdulillah Allah menakdir saya menikah dengan seorang lelaki sholeh. kami mempunyai kesamaan dalam banyak hal (perbedaannya pun sangat banyak, hehehe) , terutama dalam konsep pendidikan. hasil diskusi kami lah yang memantapkan pilihan saya sebagai fulltime mom tanpa art.
walaupun menjadi fulltime mom adalah impian saya . ternyata tidak mudah menjalaninya . Saya telah dan akan terus melakukan serta mengevaluasi beberapa strategi belajar untuk menambah ilmu keluarga. diantaranya adalah membaca banyak buku ( the baby book, having baby, doa-doa kehamilan, Bunda sayang , Bunda cekatan, pengantin Al Quran, psikologi suami istri, rumah main anak), berdiskusi bersama suami tentang pengasuhan setiap weekend ( kami sedang membedah buku Tarbiyatul Aulad Fil-Islam karya Abdulloh Nasih Ulan), belajar di Institut Ibu Profesional.
walaupun sudah banyak buku yang saya baca dan diskusikan bersama suami. semua itu terasa masih sangat kurang. saya masih saja mendapati diri saya kurang bisa mengontrol emosi dalam mengasuh, terkadang bingung untuk merespon berbagai kejutan dari kedua buah hati saya. Untuk itu dalam proses belajar yang panjang ini saya berharap agar mampu mengenal dan melejitkan potensi kedua Buah Hati dibalik tingkah polos mereka.
Putri Rahmayati
Insan pembelajar
lalu apa sebenarnya yang ingin saya tekuni dalam universitas kehidupan ini?
setelah berkontemplasi (disaat anak-anak tidur, hehehe) dan mengevaluasi diri. saya mencoba mendeskripsikan passion saya dalam universitas kehidupan ini adalah pendidikan keluarga. mengapa saya perlu menghubungkan masa lalu untuk mendefinisikan tujuan masa depan? Karena saya saat ini adalah hasil doa dan ikhtiar masa lalu. saat ini my passion sedang menempuh tahap pembelajaran sebagai ibu dan istri. saya pun memilih menjadi fulltime mom.
Lalu kenapa saya memilih menekuni bidang tersebut? karena keluarga merupakan institusi terkecil dalam masyarakat. didalamnya terdapat beberapa orang yang mempunyai peran dan tanggungjawab. khusus orang tua, mereka merupakan madrasah pertama dan utama bagi anak. perubahan besar berawal dari hal kecil.
entah kenapa ini terpikir sangat menyenangkan. membangun sebuah peradaban yang dimulai dari keluarga. Alhamdulillah Allah menakdir saya menikah dengan seorang lelaki sholeh. kami mempunyai kesamaan dalam banyak hal (perbedaannya pun sangat banyak, hehehe) , terutama dalam konsep pendidikan. hasil diskusi kami lah yang memantapkan pilihan saya sebagai fulltime mom tanpa art.
walaupun menjadi fulltime mom adalah impian saya . ternyata tidak mudah menjalaninya . Saya telah dan akan terus melakukan serta mengevaluasi beberapa strategi belajar untuk menambah ilmu keluarga. diantaranya adalah membaca banyak buku ( the baby book, having baby, doa-doa kehamilan, Bunda sayang , Bunda cekatan, pengantin Al Quran, psikologi suami istri, rumah main anak), berdiskusi bersama suami tentang pengasuhan setiap weekend ( kami sedang membedah buku Tarbiyatul Aulad Fil-Islam karya Abdulloh Nasih Ulan), belajar di Institut Ibu Profesional.
walaupun sudah banyak buku yang saya baca dan diskusikan bersama suami. semua itu terasa masih sangat kurang. saya masih saja mendapati diri saya kurang bisa mengontrol emosi dalam mengasuh, terkadang bingung untuk merespon berbagai kejutan dari kedua buah hati saya. Untuk itu dalam proses belajar yang panjang ini saya berharap agar mampu mengenal dan melejitkan potensi kedua Buah Hati dibalik tingkah polos mereka.
Putri Rahmayati
Insan pembelajar
tulisan singkat nan menyentuh hati. terus menulis bunda
BalasHapusTerimakasih sudah menjadi inspirasi bunda
BalasHapus