Membentuk Tim untuk Menyelesaikan Masalah

 Baru kali ini saya merasa kurang memahami materi kuliah di IIP. Materinya susah saya pahami.

Tapi saya mencoba mengerjakannya. Saya membuat video campaign.


Sejujurnya, saya masih bingung dalam akar masalah yang saya buat, akhirnya, saya membuat problem statement dan akar masalah baru, kemudian dijadikan landasan dalam video campaign di atas.


Seharusnya saya mengisi worksheet 1 utk memudahkan membuat video, tapi lagi-lagi, saya bingung sudut pandang mengisi worksheet. Sehingga saya mengisi worksheet 1 ini setelah dapat partner😅


Singkat cerita, saya belum dapat partner setelah posting video campaign. Beberapa hari kemudian saya tertarik dengan campaign teman Bunshal juga. Saya sempat diterima dalam tim tersebut, namun saya memilih keluar. Karena setiap merenung lebih dalam tentang akar masalah.


Sepertinya akar masalah saya ada dalam keluarga. Sebenarnya dari awal saya ingin mengajak suami ber-tim dalam tugas Bunshal ini, namun beliau baru ada waktu hari Ahad untuk ngobrol santai dan serius.


Akhirnya saya presentasi, campaign di depan suami. Saya sampaikan inti pembelajaran dari materi 1 sampai materi sekarang. Saya sampaikan tentang bank masalah, problem statement, hingga analisis akar masalah.

Tema masalah yang saya angkat adalah Homeschooling,saya merasa ada masalah. Tapi saya bingung akarnya apa. Setelah didiskusikan dengan suami, beliau memberi pendapat. Dan yes, itu yang saya maksud. Dia tahu akar masalah saya.


Dan akar masalah proses Homeschooling kami adalah belum ada assessment dalam menilai proses belajar Homeschooling. Sehingga saya selalu merasa resah, apakah benar proses Homeschooling ini on track atau out of track dari visi dan misi Sekolah Rumah yang sudah kami rumuskan.


Baru kali ini saya dan suami bicara serius tentang proses Homeschooling. Saya merasa bahagia. Tepat memilih anggota tim. Karena suami ahli dalam bidang pendidikan, pengembangan masyarakat, menulis, dll.


Sayang banget, jika kelebihannya tidak dipakai juga untuk meningkatkan kualitas homeschooling kami.


Sebenarnya dari dulu, saya memulai home team dengan suami. Tapi baru kali ini, kami menjalankan penyelesaian masalah Homeschooling kami dengan lebih serius.






Dari proses ngobrol tersebut, kami langsung merumuskan langkah-langkah penyelesaian masalah. Yaitu assessment belajar seperti yang kami sepakati.

Dalam Project ini, suami sebagai leader, saya sebagai sekretaris. Namun kita bersama adalah fasilitator yang mendampingi secara langsung proses belajar anak-anak di rumah. Tentu, porsinya lebih besar saya. Karena suami mencari nafkah.







Komentar

Postingan Populer