Memahami Akar Masalah Asesmen Pembelajaran dalam Sekolah Rumah Sesuai Visi dan Misi Keluarga


Kelompok kami memilih masalah asesmen pembelajaran dalam Sekolah Rumah sesuai visi dan misi keluarga sebagai fokus pembahasan. Sebelum masuk lebih jauh, ada key word yang perlu diperjelas terlebih dahulu. Yaitu asesmen pembelajaran, sekolah rumah dan visi misi keluarga. Dalam sebuah literature dikatakan bahwa Asesmen pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk landasan pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah1. Namun asesmen yang kami maksud dalam kajian ini adalah evaluasi dari proses sebelumnya, sehingga menjadi asesmen untuk langah selanjutnya. Misalnya sebuah keluarga telah melakukan proses Home Schooling Pra Sekolah. Kemudian melakukan evaluasi, yang hasilnya sebagai asesmen menuju proses Homeschooling usia sekolah.

Kemudian Sekolah Rumah atau istilah lainnya Home Schooling adalah salah satu bentuk pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga. Artinya keluarga bertanggung jawab penuh pada proses pendidikan anaknya di rumah. Sementara, Visi dan misi keluarga merupakan tujuan atau arah yang akan dituju bersama oleh sebuah keluarga.

Setiap sekolah atau pendidikan pasti memiliki asesmen pembelajaran. Bagitu pula dalam Sekolah Rumah atau Home Schooling. Dasar perumusan asesmen pembelajaran  adalah keunikan anak dan misi keluarga. Setiap anak dan keluarga memiliki keunikan berbeda. 

Manfaat menuyusn asesmen pembelajaran sesuai misi keluarga adalah Orang tua mengetahui perkembangan atau perubahan yang terjadi selama proses belajar. Apakah sudah sesuai dengan misi keluarga atau belum. Ini akan menjadi dasar dalam melakukan langkah selanjutnya. Ini sama seperti menilai keberhasilan keluarga berdasarkan indicator keluarga sendiri. Bukan menilai keberhasilan keluarga berdasarkan indicator keluarga lain, tentu itu tidak adil. Seharsnya keluarga membuat indikator penilainnya sendiri, agar tidak perlu terlalu khawatir dengan pinilain orang lain.

Sebaiknya asesmen pembelajaran ini dirancang terlebih dahulu orang orang tua, kemudian disampaikan ke anak sebagai keputusan bersama.  

Selain itu, Asesmen pembelajaran ini sebaiknya dibuat, diimplementasikan dan dievaluasi bersama oleh Ayah, ibu dan anak di rumah. Bisanya di sekolah formal, asesmen pembelajaran dibuat oleh guru, tidak melibatkan anak. Tapi menurut kami, perlu melibatkan anak. Karena anak adalah subyek belajar, bukan sekedar obyek belajar. Anak perlu tahu, apa tujuan dia didik oleh orang tuanya. Orang tua juga perlu mendengarkan kata hati anak. Apa cita-cita, minat dan bakat anak. Jangan sampai anak merasa terbebani atau orang tua menetapkan standart tinggi yang sebenarnya tidak disukai anak.

Asesmen ini perlu dievaluasi juga, karena tidak ada yang sempurna. Mungkin selanjutnya ada bagian yang perlu ditambah atau dikurangi

Dalam berbagai literatur dijelaskan tentang cara membuat asesmen pembelajaran. Namun kami belum menemukan dalam versi Home Schooling. Kami mencoba menulis berdasarkan pengalaman anggota tim kami dikeluarganya. Pertama, perlu observasi keunikan anak. Kedua miliki misi keluarga. Keluarga ibarat perahu yang mengaruhi samudra kehidupan. Perlu tujuan, dan kerjsama tim agar selamat sampai tujuan. 

Konsentrasi masalah asesmen pembelajaran yang sedang berusaha kami selesaikan bersama saat ini merupakan bagian dari salah satu permasalahn dunia dalam bidang Pendidikan Bermutu dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Sustainable Development Goals (SDGs)  merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.  

Langkah kecil kami merupakan bagian dari solusi kehidupan dunia yang lebih baik di masa depan.

Kami sempat menonton dua film tema pendidikan yang berjudul 3 Idiot dam Taare Zaamen Par. Meskipun film india, namun latar belakang kondisi masyarakatnya mirip di Indonesia. Seperti sistem pendidikan yang hanya menilai berdasarkan indikator yang diseragamkan. Keunikan anak dan sikap attitude kurang diperhatiakn. Selain itu, sekolah hanya untuk mencari pekerjaan dengan gaji tinggi. Belajar ibarat perlombaan. Padahal belajar seharusnya proses yang membahagiakan dan merdeka. Ya, merdeka belajar. 

Untuk memperkaya khasanah diskusi akar masala ini, kami berkunjung (virtual) ke Mba Shanty Syahril. Kami berdiskusi banyak hal tentang proses Homschooling khas keluarga beliau. Berdasarkan diskusi tersebut kami mendapat masukan terkait masalah yang sedang kami dalami. Misalnya, proses penilaian sebaiknya melibatkan anak. Kami membaca tulisan Mba Shanty yang ditulis 5 tahun yang lalu, tentang Evaluasi Homeshooling2.

Maksud evaluasi homeschooling di tulisan tersebut sama seperti asesmen yang sedang kami dalami. Dalam tulisan tersebut disampaikan lima tips dalam evaluasi Homeschooling, yaitu : 

1. Percaya anak (trust)Caranya banyak, ga hanya ala sekolahan

2. Pilih indikator yang sesuai visi keluarga

3. Manfaatkan keseharian & kehidupan nyata

4. Jangan kena jebakan betmen (membandingkan anak dengan anak lain)

Tips di atas sesuai dengan diskusi kami tentang akar masalah bahwa sebaiknya melibatkan anak dan indikator sesuai visi keluarga. 

Ada satu hal yang terinspirasi dari diskusi tadi adalah jurnal harian anak. Jurnal tersebut dibuat oleh anak. Apapun yang ingin dituliskan oleh anak, tidak perlu kejadian atau rutinitas harian, tapi lebih pada hal yang berkesan bagi anak. Atau refleksi apapun yang didapat anak hari itu. 

Karena anak kami belum bisa membaca menulis, saya ingin mencoba mendorong mereka membuat video yang berisi apapun yang ongon mereka sampaikan. Semoga cara ini berhasil. Ini sebagai jurnal harian anak, jika mereka belum bisa menulis.


Referensi :

1 http://storage.kopertis6.or.id/kelembagaan/Applied%20Approach/MATERI/Drs.%20Suwarno,%20M.Si/1-Konsep-Dasar-Asesmen-Pembelajaran.pdf


2 sumber http://jejakkay.blogspot.com/2016/05/diskusi-di-balik-layar-evaluasi.html 


https://www.sdg2030indonesia.org/


Berikut dokumentasi silaturahim virtual kami dengan Mba Shanty Syahril


Contoh penggunaan metode Starbusting dalam memahami masalah di kelompok kami, dapat dilihat di sini....

Link hasil menggunakan Metode Starbusting

Komentar

Postingan Populer