Jurnal Apresi Aksi

 Materi belajar kali ini tentang Apresi Aksi. Kami diberikan waktu 3 Minggu untuk menganalisa dampak sosial dari Project yang sedang kami lakukan. 

Sebenarnya, terlalu dini untuk menganalisa dampak sosial pada Project yang baru seumur tunas. Namun karena kurikulum sudah ditentukan. Kami mencoba belajar. Semoga pola Apresiasi Aksi ini dapat kami gunakan dalam Project lainnya.

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menemukan alasan kenapa kita harus melakukan Analisa Dampak Sosial?


Pada gambar di atas, menurut kami, terdapat dua alasan penting melakukan analisa dampak sosial. Yaitu (1) mengetahui dampak langsung dan tidak langsung, juga (2) untuk mengetahui celah yang perlu diperbaiki dalam aksi Project Asesmen Pembelajaran


Selanjutnya, kami membuat Theory of Change Asesmen Pembelajaran ala Tim Perahu Pinisi.  

Theory of Change ini mengingatkan saya pada mata pelajaran pengantar statistik ketika kuliah. Lebih tepatnya tentang silogisme, kata kuncinya jika dan maka.


Sebelum menulis kalimat jika...maka….

Kami merumuskan apa yang dimaksud input, activities, output, outcome dan impact versi Project Asesmen Pembelajaran.

Input : HSer, orang tua, misi keluarga, roadmap HS, materi evaluasi HS, laptop, materi Asesmen Pembelajaran Sekolah

Activities : membuat dan menggunakan asesmen pembelajaran

Output : orang tua dapat melihat/mengetahu/merekam perkembangan HSer dan akan banyak rekomendasi aktivitas HS

Outcome : kualitas pendidikan dalam Homeschooling meningkat

Impact : HSer menjadi pembelajar mandiri di usia Aqil baligh

Goal: Tujuan Homeschooling tercapai (Pembelajar mandiri dan mukalaf) 


Deskripsi di atas membantu kami menyusun Theory of Change pada gambar di atas.

Selanjutnya, kami membuat the Logic Model

Berdasarkan diskusi tim. Kami mengkritisi tabel dari Bu Septi. Aspek Goals, seharusnya seharusnya bukan sebagai variabel pengukur, tapi seharusnya menjadi variabel yang diukur.

Goal versi tim kami, sebenarnya / seharusnya di atas Impact, namun karena tabel ga cukup, kami letakkan di bawah Input.



Penjelasan Bu Septi dan Pak Dodik di ODI tentang materi manajemen resiko sangat menarik. Inti yang saya tangkap adalah manajemen resiko sama dengan manajemen kebahagiaan. 

Kita membuat rencana A untuk aktivitas bahagia, jika tidak bisa. Maka kita beralih ke rencana B,C,D dst untuk aktivitas bahagia juga. 

Jadi beralih dari sebuah rencana ke rencana lainnya namun tetap bahagia.

Wow… saya suka logika itu.

Jadi ketika saya membuat tabel Risk Manajemen, saya tidak merasa khawatir. Malah saya merasa optimis, tujuan Project akan tercapai. 

Tabel terakhir adalah tentang aktivitas yang perlu distop, continue, dan start agar aksi kami lebih baik



Tabel di atas terlihat sedikit, tapi mendasar. Semoga kami bisa melaksanakannya.



Terakhir, refleksi dari proses pembuatan jurnal ini. Saya akui, kerja tim kami tidak seimbang. Beban lebih banyak berada di pundak saya sebagai leader. Tapi saya tidak mempunyai kemampuan merekrut anggota tim lainnya. Masalahnya, siapa yang mau menyelesaikan masalah keluarga kami yang sangat spesifik ini? Kayaknya ga ada deh…


Jika menggunakan pola Manajemen Resiko di atas, saya hanya dapat menerima dan mengurangi resikonya, dengan cara mengatur napas/tenaga. Pelan-pelan asal sampai.




Komentar

Postingan Populer