Surat Ayah untuk Said

Teruntuk Anakku, Badiuzzaman Said Nursi

Dua tahun lalu, kau lahir ke dunia ini tanpa ayah dengar tangis dan teriakmu. Kita dipisahkan jarak yang cukup jauh. Kau di tanah Bima, Bumi Mbojo sedangkan ayahmu saat itu sedang berada di negeri dua benua untuk menziarahi dan menelusuri jejak-jejak pemikiran dan perjuangan seorang ulama, pemikir sekaligus pejuang yang saat ini menginspirasi banyak orang di seluruh dunia. Nama Besarnya, ayah "pinjam" untuk namamu sebagai sebuah doa dan harapan bahwa kelak kau akan mampu meneladani kesalehan, ketawadhuan, kecerdasan, kecemerlangan, keberanian, dan kekuatannya.

Jika suatu saat ada yang bertanya mengenai namamu, jawablah bahwa ayahmu pernah berziarah, sholat serta mendoakan beliau tepat di sebelah tempat pembaringan terakhirnya. Jika ada yang bertanya, jawablah bahwa ayah pernah menelusuri jejak-jejak pemikiran dan penghayatannya mengenai alam ini. Jika ada yang bertanya, jawablah bahwa ayahmu pernah bertemu dengan banyak muridnya, penekun Risalah Nur yang berasal dari berbagai negeri.

Kelak, jika kau telah mulai memahami persoalan-persoalan hidup ini, maka bersegeralah mengambil jarak dari keramaian untuk mempelajari akarnya. Lalu, jangan lupa pelajari serta hayatilah pesan-pesan Ilahi yang terekam di dalam Kitab Suci. Setelah kau selesai melakukan itu, lekas bergerak lakukan perubahan.

Ingatlah, apabila telah tiba masanya kau harus mempelajari, menziarahi dan menapaktilasi karya-karya, situs-situs bersejarah di negeri dua benua dan kunjungilah seluruh penekun warisannya yang berada di setiap sudut bumi.

Selamat bertambah usia. Semoga dilimpahi keberkahan, kesehatan lahir batin, kecerdasan, kekuatan, keberanian, dan kecemerlangan.

Salam

Ayahmu PR

Bangkok, 12 September 2017


Komentar

Postingan Populer