Jurnal ke 2 Tahap Kupu-Kupu

Apa definisi home schooling yang saya pahami?
Home Schooling adalah salah satu metode pendidikan dimana orang tua memposisikan diri sebagai penanggung jawab penuh pada keseluruhkan proses belajar, dimana proses belajar yang berlangsung bersifat merdeka dan memerdekakan setiap subyek di dalamnya.
Bentuk pembelajaran HS yang kami inginkan seperti family Project.
Penilaian keahlian diri.
  1. Apakah keahliannmu?

Keahlian besar yang saya ingin capai adalah fasilitator Home Schooling untuk keluarga kami. Saya telah menyusun / memiliki beberapa keterampilan pendukung utnuk tujuan besar di atas, yaitu:
  • Bermain bersama Anak dan Suami. Sebenarnya sudah dimulai sejak menikah dan mempunyai anak. Namun lebih serius dijalani ketika 3 tahun terakhir.
  •  Membuat portofolio anak. Sejak awal 2018. Berarti sekarang sudah 2,5 tahun
  • Merancang Home Team dan Roadmap keluarga. Sejak 2018, sekarang sudah sekitar 2 tahunan
  • Traveling bersama 2 anak balita lelaki. Sejak 2018, awal menyusun portofolio. Kami sudah mencoba beberapa mode transportasi bersama (Bunda, Fatih dan Said) seperti motor, mobil (penumpang), bus, kereta dan pesawat. Bahkan kami sempat dealy 12 jam di Bandar Ngurah Rai Bali. inijadi bahan pembelajaran tersendiri bagi kami.
  • Membuat konten YouTube (2018), blog (2017), dan podcast (sejak ±6 bulan lalu) untuk portofolio anak dan keluarga.

  1. Apakah anda baru memulai?

Sudah terjawab pada penjelasan di atas

  1. Pernakah anda melakukan skill ini sebelumnya?

Pernah ketika saya sebagai Guru Sekolah Alam. Saya berpengalaman mengisi raport portofolio murid dan menemani para siswa berkemah di gunung

  1. Apakah ingin mempelajari teknik baru / meningkatkan keterampilan khusus?

Saya ingin meningkatkan keterampilan dalam memfasilitasi anak HS usia sekolah. Karena selama in yang saya lakukan masih pada fase anak pra sekolah.
Saya ingin belajar merancang project keluarga, belajar Tallent Mapping, metode berhitung

  1. Apakah tantangan terbesar yang saya hadapi sejauh ini?

Manajemen waktu dan pola komunikasi.
Ketika kami tinggal mandiri, masalah utamnyanya ada pada diri saya dalam mengelola waktu mengerjakan urusan domestik dan bermain bersama anak.

Namun saat ini kami tinggal di rumah mertua (sementara selama pendemi), muncul permasalahan baru yang lebih terdepan, yaitu komunikasi dengan suami dan keluarga besarnya. Proses Home Team yang kami jalani seperti menuai badai. Tantangan yang mengharuskan saya jadi garda terakhir mengasuh anak tanpa memukul. 

Lalu apakah yagn sudah saya lakukan dalam menghadapi tantangan di atas?

Sejauh ini saya lebih banyak berdoa dan bersabar. Saya mencoba meminta waktu family time, hany berdua dengan suami di subuh setelah sholat. Awalnya berhasil, namun suami terlihat tidak nyaman karena masih memikirkan pekerjaannya sebagai pencari nafkah.

Sebenarnya ada opsi lain, yaitu menempati rumah kosong, di kampung ini juga. Opsi ini mencuat karena saya kasian meliat Fatih dan Said yang banyak dipukul oleh om, bibi bahkan ayahnya sendiri. Mereka belum bisa menerima keunikkan said dan Fatih, mereka cenderung melihat pada sisi gelap, bukan pada sisi unik atau cahaya anak.  


Bagaimana rasanya bertemu dengan Mentor dan Mentee di Video Call?

Ketika ber-VideoCall dengan Mentor, rasanya bahagia dan rindu, Karen kami pernah sekamar dalam ajang belajar School for Home School Fasilitator. Terlihat sikap keibuannya dan caranya mementori terlihat tidak menghakimi.

Ketika ber-VideoCall dengan Mentee bernama Mba Siwi, Mba Dita dan Mba Himmatul terasa serua. Mba Himma yang santai dan ingin mencoba mengupgrade diri dalam bermain bersama anak, saya ajak untuk melakukan sesuatu sesuai gaya dan kemampuannya saat ini. Mba Dita, punya karya buku atau catatan tumbuh kembang anak. Ini keren, rekam jejaknya dibuat pertahun. Mba Siwi yang sangat dekat dengan teknologi, seperti menantang saya untuk upgrade diri menguunakan berbagai fasilitas belajar. Mba Siwi merasa selalu kehabisan energy bermain bersama Mas D. Berdasarkan pengakuannya, tantangan terberatnya adalah egonya dan ego anak.

Dari keseluruhan proses ini Video Call dengan mentor dan mentee, yang harus saya perbaiki adalah menepati waktu, cut off time. Cukup 10 menit untuk melihat gesture tubuh, selanjutnya bisa dilanjutkan via messenger. Paket data saya langsung habis hari itu juga. Karena terpakai oleh anak dan saya dalam VC, upload video tugas AFIIP. Saya perlu membatasi (cut off time VC bersama Mentee) game online anak dan menonton youtube, cara berhemat paket data.

Komentar

Postingan Populer