Jurnal 2 BunPro
Minggu ini sangat hectic, mulai dari membangun Hexa House sampai dengan membangun struktur pengurus kota. Sangat seru dan sampai terbawa di dunia nyata.
Lalu dimana peran saya dalam keseruan ini?
1. Membuat Hexa House. Tugas ini bahagia. Namun karena Hectic, belum selesai sempurna. Namun saya akan melengkapi rumah ini dengan 3D
2. Saya berperan menjadi leader Co House 9 Ibu dan Anak.
Menjadi Leader Bunda-Bunda Produktif tidak gampang dan tidak pula sulit. Saya hanya perlu membuat sedikit semangat kebersamaan. Sudah ada beberapa tmn Co House yang ikut berperan dalam tugas bahagia membuat pola hingga video Co House. Saya bahagia karena bisa mengajak teman-teman se Co House ikut serta dalam tugas membuat pola co House. Kami menyepakati Bentuk dan saling bekerjasama membuat video.
3. Berdiskusi dalam forum leader Co House 1-9 Ibu dan Anak
4. Menjadi Pemilih Cerdas
Dari semua calon Wali Kota Hexagon City, saya pernah berinteraksi langsung dengan Mba Rini dalam SfHF dan Mba Nani dalam AFIP. Dan berinteraksi secara virtual dengan Mba Endang dan Mba Siwi dalam proses belajar di Bunda Cekatan kemarin. Serta belum pernah berinteraksi dengan 2 kandidat lainnya.
Saya menonton live apapun sejak Rabu malam hingga Sabtu malam. Karena keseruan Pemilu ini, hampir setiap malam harus online. Ternyata ini tidak bagus untuk keluarga saya. Padahal waktu isya sampai tidur adalah family time kami untuk saling bertukar makna, main bareng dan ngobrol bareng. Saya sudah punya calon, sehingga saya putuskan tidak mendengar Live untuk Minggu malam. Dan menggunakan waktunya untuk menulis Jurnal 2 (Aliran Rasa 2). Ini strategi saya untuk memperbanyak waktu real bersama keluarga.
Okey… pelajaran apa yang saya dapatkan dari keseluruhan proses minggu ini?
• Manajemen Waktu
• Berkoordinasi secara structural itu sangat menantang. Sebab ada info di grup leader CH Ibu dan Anak yang bertolak belakang dengan ide di dalam CH 9 kami. Disini saya dilatih untuk berkomunikasi positif.
• Saya tidak tertarik dengan politik Kota. Tapi bukan berarti saya Golput. Saya punya pilihan, cukup saya yang tahu. Saya tidak tertarik menjadi TimSes. Biarlah mereka yang berbinar, yang melakukannya. Hal yang saya inginkan saat ini adalah menanti kolaborasi sesama anggota CH 9
• Ada hal menarik, saya tidak sepakat dengan visualisasi Tim Formula tentang kota Futuristik. Dalam pandangan saya, visualisasi yang di suguhkan terutama Kota Futuristik (kecuali konsep/ filosofi Hexa House) seperti kota yang mencekam. Bagi yang pernah menonton Film Batman, pasti tahu bagaimana kota tempat tinggal Batman. Seperti itulah. Meskipun demikian, Tim Formula sungguh keren dan tangguh membuat suasana belajar BunPro sangat meriah.
So, solusi apa yang saya tawarkan?
- Perlu Perbaikan visualisasi Kota. Karena Hexagon City adalah Kota virtual. Maka visualisasi kota harus lebih mengedepankan keseimbangan lingkungan dengan tetap menggunakan teknologi terbaik saat ini.
Ketika saya menanyakan tentang Kota Ramah Lingkungan kepada Calon Walikota Hexagon City. Mereka tidak dapat memberikan jawaban. Padahal menurut saya, jawabannya gampang. Karena Hexagon City adalah Kota Virtual maka perlu perbaikan visualisasi penampakan kota yang lebih berpihak pada Keseimbangan Lingkungan.
Saya ingin Kita jangan salah memvisualisasikan masa depan karena mimpi kita saat ini adalah rencana masa depan kita. Jika kita tidak memberikan porsi hijau pada kota, besar kemungkinan kita meyakinkan diri bahwa di masa depan keseimbangan lingkungan akan rusak.
Kejadian diaatas semakin meyakinkan diri saya bahwa inliah kekhasan saya dan suami. Visi dan Misi keluarga kami. Kami sangat tertarik pada isyu lingkungan di hulu dan hilir, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat (filsafat lingkungan). Saya semakin menyukai jalan kami. Karena tidak semua orang punya ketertarikan pada hal ini, padahal isyu ini sangat penting. Tanpa keseimbangan lingkungan, alam akan hancur. Ketiak alam hancur, kehidupan hanya tinggal harapan.
Dalam kelas Buncek hingga BunPro saat ini saya belajar tentang kayanya metode pembelajaran (khususnya Gamifikasi) dalam mendukung proses belajar. Kami membayangkan, metode pembelajaran di IIP ini bisa dicontoh dalam meng-edukasi masyarakat tentang Pentingnya memahami dan Memberi Solusi pada permasalahan lingkungan.
Dalam artikel ini saya lengkapi beberapa impian Kota masa depan yang ramah lingkungan.
Komentar
Posting Komentar