Mentorship Pekan ke 5
Minggu ini, kami diberikan 3 tugas:
Pertama check progres
Setelah membuka kembali tabel pekan lalu. Inilah progres saya.
Saya akui mengambil cuti main bareng anak-anak karena dalam proses pindah dari rumah mertua ke kontrakan ditambah suami sakit. Sehingga saya harus mengurus semua urusan domestik, anak dan suami. Sehingga anak-anak saya biarkan main beri teman-temannya di pagi hari. Sekitar 7 hari libur, akhirnya saya mulai main bareng dan mencatat keunikan harian anak di buku.
Meskipun lelah dengan semua urusan domestik dll. Tapi saya sangat bahagia bisa merdeka/mandiri terutama dalam mengasuh anak dan komunikasi bersama suami. Kami bisa gembira main bareng lagi. Suami kembali ikut dalam kegembiraan kami. Ini menjadi pintu menuju Family Projects yang sedang saya pelajari bersama Mentor. Kemarin dan hari ini kami bermain dan beraktivitas bareng. Main kejar tangkap, membuat batagor bersama, membuat donat bersama anak-anak.
Ketika ditawarkan ini menjadi projek bersama, mereka tidak merespon. Namun ketika saya asyik memasak, mereka datang dan ikut memasak. Jadi aktivitas ini mirip Projek, hanya kurang perencanaan saja.
Setelah tadi berbincang dengan Mentor, saya terbesit ide untuk mengajak membuat Project Belajar Sepeda, karena anak-anak sedang asyik-asyiknya belajar sepeda.
Progres lainnya dalam mengasah keterampilan Fasilitator HS adalah saya menemukan cara untuk Fatih tertarik bangun subuh. Yaitu dengan mengizinkan Fatih memesan menu masakan dari Restoran Bunda. Jadi ceritanya, ketika bisa bangun pagi, bunda akan memasakkan menu kesukaannya.
Beberapa hari yang lalu, ketika berhasil bangun subuh, fatih pernah minta dibuatkan nasi goreng, sosis, hamburger (ini saya tunda Krn blm ada bahan, Alhamdulillah Fatih ga rewel, dan mengganti menu).
Dan besok pagi saya akan membuat kejutan, yaitu menyajikan pizza. Hadiah bagi yang bangun subuh. Malam ini saya sudah persiapkan semua bahannya.
Kedua False Celebration
False celebration sebagai Mentee. Saya akui dan ingin berubah dalam hal manajemen waktu dan menyiapkan makanan. Jika saya bisa mengatur waktu istirahat dan menyiapkan lebih awal menu makanan. Maka saya bisa lebih maksimal dalam peran sebagai Fasilitator HS keluarga kami.
Sehingga kemarin saya mulai menyiapkan menu untuk beberapa hari juga tidur dan bangun lebih awal. Saya merasa lebih maksimal setelah merubah 2 hal tersebut.
Ketiga 360° Feedback
Ternyata my Devil advokat adalah suamiku. Karena sering kali ketika dia mengkritik, saya menangis dan sakit hati. Ketika saya menanyakan kepada suami tentang apakah ada perubahan dalam hal saya mengasuh anak. Awalnya suami menjawab tidak tahu. Tapi setelah dijelaskan beberapa hal tentang proses belajar di Buncek, suami akhirnya mengakui adanya perubahan positif. Suami mengatakan bahwa saya berusaha mengimbangi anak-anak yang sedang tahap kepo bereksplorasi.
Memang selama kurang lebih 3 bulan di rumah merrt kemarin, komunikasi kami sebagai suami istri sangat buruk. Ini karena tidak ada ruang privasi bagi kami di sana. Ini mempengaruhi home team. Alhamdulillah sekarang semia semakin membaik, setelah kami kembali hidup mandiri di kontrakan. Ini akan memudahkan kami merajut kembali home team yang telah retak dan Family projects yang terlupa.
Pada tahap ini saya belajar untuk jangan pernah menyerah. Selalu melangkah meski berat. Bahkan meski harus melangkah mundur sekalipun, untuk dapat maju ke delapan penjuru.
Komentar
Posting Komentar