Professional Membersamai Anak , Hari ke 3



Pada tantangan hari ke 3 ini, rasanya agak membosankan. Karena kami hanya main di rumah. Meskipun daerah kami bukan zona merah covid-19. Namun saya mengambil langkah aman untuk main di rumah sementara waktu.

Jadi , selama 3 jam ini. Aktivitas profesional pengasuhan diawali dengan mengajak Fatih untuk mandi. Ternyata Fatih telah lebih dulu mandi di Balong. Bunda segera mengarahkan untuk mandi di rumah. Sementara Sa'id, sudah mandi sebelum pukul 8

Setelah semua mandi, bunda menawarkan beberapa permainan. Fatih memilih bermain jual-beli menggunakan uang Islamologi. 
Setelah bosan, beralih bermain Lego.
Bosan lagi… kemudian bermain menggambar di lantai. 
Ekspresi anak-anak kurang antusias. 
Sehingga ketika Nenek melihat video di HP. Mereka lebih tertarik melihat hp bersama nenek.

Ini tantangan untuk saya, untuk menegur mereka tanpa menyakiti mertua.
Fatih sudah hafal kode saya, ketika saya melarang ikut menonton video. 
Note: saya memberikan waktu khusus gadget time di siang hari.

Setelah keluar dari tantangan di atas. Kami bermain menggambar ikan dan gurita di lantai. Tantangan dalam permainan ini adalah melatih fitrah sosial mereka. Spidol hanya 2, sementara jumlah peserta bermain ada 4.

Bunda mencoba memotivasi Fatih dan Sa'id untuk berbagi/meminjamkan spidol kepada sepupu yang ikut bermain.

Awalnya mereka tidak mau, namun akhirnya mau meminjamkan.
Bunda mengajak menggambar di buku.
Kendalanya, pulpen cuma ada 1. Ketika bunda mencari tambahan pulpen.
Terjadi kerusuhan 🤦. Fatih dan Sa'id bertengkar, saling melukai dengan pulpen.

Agenda bermain terhenti, berganti pendampingan mengelola emosi. Kami sama-sama belajar mengelola emosi. 
Bunda terlebih dahulu mendampingi Sa'id yang sedang menangis dengan kencang. Kemudian memanggil Fatih untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Beberapa menit berlalu, mereka main bersama lagi. Hal unik terjadi.
Sa'id tidak mau meminjamkan mainan kepada Fatih. Fatih pun menangis, Sa'id malah ikut menangis melihat kakaknya menangis.

Akhirnya Sa'id meminjamkan mobilnya ke Fatih. Eh…. Mobil itu malah jatuh ke pojok kasur.
Sa'id dengan sigap ingin menolong. Mencarikan mobil Fatih yang jatuh ke kolong. Sementara Fatih terus menangis.
Akhirnya mobil pun daoat diambil.

Hikmah dari kejadian ini
~ Sa'id tipe anak yang peka perasaannya. Mudah menangis, tertawa, empati dan menolong.
~ Fatih juga kadang menangis bila merasa sisihkan dari komunitas bermainnya. Padahal, Fatih tipe anak yang jarang menangis. Meskipun terluka dan berdarah.

Saya memberi Badge Very good untuk hari ini



Catatan untuk esok :
Rekomendasi puasa Minggu ke 2: merencanakan dan melaksanakan agenda bermain. Agar anak-anak tidak bosan main di rumah terus.

Komentar

Postingan Populer