Matematika Logis nya Anak Kinestetik

Pagi ini kami (bunda, Fatih dan Said) berdiskusi tentang pembelajaran apa yang ingin mereka lakukan hari ini. Fatih ingin berenang dan memberi makan sapi ( di pondok Zidane). Said ikut aja kemana bunda ^_^

Tapi ayah menyarankan untuk nanti Sabtu saja berenangnya. Kami pun berdiskusi lagi. Fatih dan Said ingin naik angkot. Pukul 10.00 kami berangkat. Untuk mencapai jalur angkot, kami harus naik ojek. Beruntung dapat gratis ojek online. Hehehehe

Sesampainya di depan stasiun Citayam, kami naik angkot berwarna merah. Selama dalam perjalanan Fatih dan Said berbicara tentang segala hal yang dilihatnya. Saya menstimulasi mereka dengan bertanya warna mobil dan jumlahnya. Kami menghitung jumlah mobil yang berwarna merah. Hitungannya hanya sampai 4 karena mobil merah jarang terlihat. Namun ketika terlihat 3 sekaligus. Fatih bingung menghitungnya. Saya pun membantu menghitung hingga 7.

Selama perjalanan, saya menunjukkan banyak hal. Ketika melewati beberapa toko, saya katakan "ini bengkel", "ini toko kerupuk", "lihat disana ada sungai", "ini rel kereta api" dll. Kosakata mereka semakin bertambah.

Mobil pun berhenti di stasiun Depok. Kami beristirahat sejenak. Fatih meminta es krim. Sebelumnya kami bersepakat bahwa jajan hanya satu kali. Dan Fatih memilih es krim, sedangkan Said mengikuti saja. Saya memberi kesempatan Fatih untuk membayar sendiri es krim yang mereka beli. Ini menjadi latihan untuk mereka

Setelah makan es krim, Fatih ingin mancing ikan. Ternyata maksudnya mancing ikan di arena bermain ITC Depok. Saya terpaksa menolaknya, karena kalau sudah masuk mall, bisa khilaf ^_^

Kami berdiskusi lagi, akhirnya kami sepakat menuju arena bermain di Perum Kalibata. Kebetulan di sana ada kantor Ayah Fatih. Saya ikut bermain bersama mereka. Karena yang dibutuhkan mereka bukan sekedar arena bermain, tapi juga teman bermain. Saya berusaha. Menjadi teman mereka. Kami main perosotan, singa-singaan, naik halang rintang, makan bareng. Dan ketika adzan Dzuhur, kami sholat berjamaah.

Ketika masih asyik bermain, saya mengajak fatih menghitung pijakan berbentuk kayu. Kami menghitung langkah. Fatih dan Said terlihat antusias. Saya membantu mengulangi ketika ada kesalahan.

Saya mencoba menanyakan mana yang paling tinggi antara tanaman A dan tanaman B.

Fatih : itu paling tinggi na

Fatih menunjukkan pohon di depannya yang paling tinggi. Saya kaget, di menjawab diluar jawaban yang saya sediakan.