Serba-serbi menstimulus matematika logis pada anak
Siang ini, kami bermain di luar rumah. Said meminta dibelikan kue. Kesempatan ini saya manfaatkan untuk menguatkan konsep berbagi (pengurangan).
Bunda : kita bagi dua yah. Setengah buat bunda, setengah buat said
Said : iya
Sebelum adzan Jum'at, kami sudah berada di rumah. Kemudian bermain playdough. Kali ini ada Fatih, Said, dan Hanun. Mereka memilih sendiri warna yang diinginkan. Kemudian Fatih membuat berbagai bentuk. Fatih lebih suka membuat bola. Said membuat ular.
Dalam permainan ini, saya mengajak mereka berhitung. Membandingkan ukuran. Saya meminta Fatih menunjukkan bola terbesar dan terkecil dari semua bola yang dibuat nya. Fatih sudah dapat menunjukkan dengan benar ukuran besar dan kecil.
Said pun demikian, sudah dapat menunjukkan ular terbesar dan terkecil yang dibuatnya.
Beberapa saat kemudian kami makan baso. Saya mengajak Fatih dan Said mengjitume jumlah biji baso yang akan dimasak. Fatih terlihat agak bingung. Kemudian saya membantunya memisahkan baso anggota sudah dihitung dan belum dihitung.
Sore harinya, Fatih dan said memakan buah. Kebetulan hanya tersisa 1 buah pir. Kemudian Fatih membelah menjadi dua. Saya katakan " setengah untuk Fatih, setengah lagi untuk said"
Malam harinya, Fatih dan Said masih mengulangi bermain playdough. Bekas playdough tadi siang, dipakai lagi. Kali ini Fatih tidak mau berbagi. Sehingga Said meminta dengan paksa.
Bunda : kenapa Fatih tidak mau berbagi?
Fatih : nanti punya Fatih jadi sedikit.
Sampai disini saya tahu bahwa Fatih mengerti konsep berbagi adalah mengurangi, hasilnya kan lebih sedikit dari sebelumnya.
Bunda : berbagi memang seperti itu Fatih... Pasti lebih sedikit dari sebelumnya.
Saya mencoba menjelaskan bahwa dari awal playdough ini dibuat untuk Fatih dan Said. Fatih pun belum mau berbagi. Kemudian saya memberikan pilihan " Fatih mau bunda yang membagi atau Fatih berbagi sendiri?". Akhirnya Fatih mau memberikan sedikit dari playdough-nya.
Mereka kembali bermain membuat bola dan ular. Kali ini mereka lebih suka membuat kue. Mereka menggunting playdough berbentuk ular menjadi bentuk kue biji Ketapang.
Beberapa saat kemudian kami makan baso. Saya mengajak Fatih dan Said mengjitume jumlah biji baso yang akan dimasak. Fatih terlihat agak bingung. Kemudian saya membantunya memisahkan baso anggota sudah dihitung dan belum dihitung.
Sore harinya, Fatih dan said memakan buah. Kebetulan hanya tersisa 1 buah pir. Kemudian Fatih membelah menjadi dua. Saya katakan " setengah untuk Fatih, setengah lagi untuk said"
Malam harinya, Fatih dan Said masih mengulangi bermain playdough. Bekas playdough tadi siang, dipakai lagi. Kali ini Fatih tidak mau berbagi. Sehingga Said meminta dengan paksa.
Bunda : kenapa Fatih tidak mau berbagi?
Fatih : nanti punya Fatih jadi sedikit.
Sampai disini saya tahu bahwa Fatih mengerti konsep berbagi adalah mengurangi, hasilnya kan lebih sedikit dari sebelumnya.
Bunda : berbagi memang seperti itu Fatih... Pasti lebih sedikit dari sebelumnya.
Saya mencoba menjelaskan bahwa dari awal playdough ini dibuat untuk Fatih dan Said. Fatih pun belum mau berbagi. Kemudian saya memberikan pilihan " Fatih mau bunda yang membagi atau Fatih berbagi sendiri?". Akhirnya Fatih mau memberikan sedikit dari playdough-nya.
Mereka kembali bermain membuat bola dan ular. Kali ini mereka lebih suka membuat kue. Mereka menggunting playdough berbentuk ular menjadi bentuk kue biji Ketapang.
Komentar
Posting Komentar