Menstimulus Matematika Logis
Setelah tiga hari melakukan pengamatan dan stimulus. Hari ini saya mulai menikmati bonusnya. Bonus dari penerapan matematika logis dalam keseharian adalah Fatih lebih mengerti tentang konsekuensi logis dari sebuah pilihan. Terutama pilihan menggunakan uang jajan.
Sore hari ketika sedang menikmati jajanan yang dibeli di warung. Fatih ingin biskuit seperti Said. Dia ingin membeli, tapi saya ingatkan bahwa sudah diberikan uang Rp 2.000. dan uang itu sudah habis dibelanjakan. Fatih tidak punya uang jajan lagi. Akhirnya Fatih dan Said berbagi makanan. Setelah itu
Fatih : na, nanti Fatih ga mau beli mi kremes lagi. Fatih mau beli biskuit saja seperti Dede Said
Bunda : iya
Kemudian di pagi hari. Saya memotong kikil. Fatih dan said melihat dengan antusias. Fatih mencoba memotong. Saya terinspirasi, ini bisa jadi pelajaran geometri.
Bunda : tih, potong kikilnya seperti ini (memperlihatkan contoh) bentuk persegi.
Fatih: iya ( tapi Fatih masih belum menerapkan)
Bunda : bentuk perseginya sama seperti ini yah
Akhirnya Fatih bisa memotong sesuai ukuran yang saya contohkan. Walaupun kadang tidak sama persis.
Sore hari ketika sedang menikmati jajanan yang dibeli di warung. Fatih ingin biskuit seperti Said. Dia ingin membeli, tapi saya ingatkan bahwa sudah diberikan uang Rp 2.000. dan uang itu sudah habis dibelanjakan. Fatih tidak punya uang jajan lagi. Akhirnya Fatih dan Said berbagi makanan. Setelah itu
Fatih : na, nanti Fatih ga mau beli mi kremes lagi. Fatih mau beli biskuit saja seperti Dede Said
Bunda : iya
Kemudian di pagi hari. Saya memotong kikil. Fatih dan said melihat dengan antusias. Fatih mencoba memotong. Saya terinspirasi, ini bisa jadi pelajaran geometri.
Bunda : tih, potong kikilnya seperti ini (memperlihatkan contoh) bentuk persegi.
Fatih: iya ( tapi Fatih masih belum menerapkan)
Bunda : bentuk perseginya sama seperti ini yah
Akhirnya Fatih bisa memotong sesuai ukuran yang saya contohkan. Walaupun kadang tidak sama persis.
Ketika di taman bermain. Fatih dan Said sedang asyik bermain. Tiba-tiba Fatih bertanya.
Fatih : na, emang sekarang pagi?
Bunda : sekarang siang
Fatih: bukan, sekarang pagi
Bunda : kalau pagi, matahari ada di timur (sambil menunjuk arah), kalau siang matahari tepat di atas kepala Fatih, kalau sore matahari di barat ( sambil menunjuk arah)
Fatih kembali asyik bermain, saya mencoba mengajaknya menghitung jumlah papan jembatan. Fatih terlihat buru-buru menghitung, tapi salah. Saya mengajaknya menghitung ulang dengan benar.
Ketika baru sampai di taman ini, Fatih langsung meminta dibelikan gulali. Saya mengingatkan nya bahwa dia perlu cermat berbelanja. Karena hanya diberikan satu kali kesempatan jajan. Fatih masih tetap dengan pendiriannya ingin gulali. Baiklah, saya berikan.
Ketika melihat anak sebayanya yang bermain balon busa. Fatih ingin juga bermain. Dia mencoba mengajak bermain bersama. Sebenarnya fatih ingin merebut, tapi saya ingatkan bahwa itu milik orang lain.
Fatih tidak meminta dibelikan, karena kami sudah sepakat di awal bahwa hanya 1 kali membeli barang apapun.
Ketika akan pulang, kami menunggu ojek cukup lama. Saya mengajak Fatih menghitung jumlah mobil yang melintas. Ini berhasil mengusir kebosanan mereka dalam menunggu.
Komentar
Posting Komentar