Serba-Serbi Mendampingi Bintang Ku

Saya dan suami mencoba mengenalkan bulan Ramadan ke Fatih dan Said. Baru sebatas pengenalan. Bahwa puasa itu tidak makan, minum dan jajan. Untuk puasa, Fatih belum mau. Saya hanya mengajaknya menghormati orang lain yang berpuasa. Setiap mereka jajan, saya ajak untuk makan di rumah. Tidak di hadapan orang yang berpuasa.

Ketika sahur, kami selalu membangunkan Fatih. Kami pernah menggendong Fatih dalam keadaan tidur untuk sahur bersama. Tapi ketika tersadar, Fatih segera kembali tidur di kamar. Sampai saat ini, Fatih memang belum berhasil sahur. Walau setiap subuh kami selalu membangunkan sahur.

Untuk sholat tarawih, beberapa hari yang lalu Fatih pernah sholat bersama saya di rumah. Dan kesannya setelah itu adalah "capek". Karena memang sholat tarawih cukup panjang bagi Fatih. Hari-hari selanjutnya, saya tetap mengajak, walau Fatih lebih suka bergelantungan di leher ketika sholat.

Mengajak dengan penuh kasih, menumbuhkan kecintaan. Itu yang kami utamakan.

Selain itu, hari ini Fatih bermain seperti biasa. Namun, saya yang tidak biasa. Hari ini sangat kepayahan untuk bersabar. Benar-benar ujian dalam berpuasa.

Walau saya dalam titik lemah, Fatih masih sangat energik bereksplorasi.



Pagi ini Fatih memilih sarapan apel dan martabak telur. Apel dikupas sendiri.



Dan martabak telur dibuat bersama oleh kami berdua. Hasilnya dimakan bersama-sama oleh Fatih dan Said.

Kemarin malam, Fatih meminta dibacakan buku. Saya hanya membacakan 3 cerita, selebihnya saya mengibarkan bendera putih. Kepala sakit, harus tidur. Saya anggap cerita yang belum dibacakan itu sebagai hutang. Dan saya catat dalam kertas di dinding.



Pagi ini saya membacakan banyak cerita untuk Fatih dan Said. Mereka terlihat bahagia. Kadang mendengar cerita sambil bermain sepeda, kadang pula duduk dengan khidmat. Ini berlangsung sekitar 30 menit. Setelah itu, Fatih meminta bermain di luar.

Ada hal unik sore ini. Fatih menemukan pembalut di lemari saya. Fatih secara sembunyi-sembunyi mengambil 2 bungkus pembalut. Ketika saya tanya. Fatih mencoba menyembunyikan (berbohong) tentang ekplorasi rahasia nya.

Saya tahu yang Fatih sembunyikan. Saya hanya menjawab "Fatih, harus jujur", kemudian Fatih memperlihatkan 2 pembalut yang ingin dimainkan. Saya sampaikan

Bunda : itu pembalut, untuk haid perempuan. Fatih laki-laki atau perempuan?
Fatih : ah, ga.
Fatih pun berlari melanjutkan eksplorasi nya.



Saya mencoba mengahargai keingintahuannya. Pembalut di tempel di pintu kulkas. Kemudian dicopot, ditempel lagi di tembok. Terakhir ditempel di sepedanya. Kemudian Fatih bermain sepeda dengan gembira.

Setelah sholat tarawih, saya mengajak Fatih dan Said tidur. Tapi mereka masih ingin bermain puzzle. Hingga beberapa menit kemudian ayah pulang.



Noted : Fatih usia 4 tahun 5 bulan

Komentar

Postingan Populer