Toilet Training dan Membersihkan Mr.P Anak
Kemarin, kami (bunda, said dan Fatih) ke pasar sayur. Ketika kami masih belanja, Said ingin pipis. Kali ini Bunda lebih tenang (biasanya panik mencari tempat (selain WC) untuk pipis. Bunda meminta Said untuk menahan diri. Said terlihat bisa menahan diri. Bahkan ketika membeli mainan, Said lupa keinginan pipisnya. Set membeli mainan, kami segera pulang menggunakan ojek. Dan sesampainya di rumah, Said segera ke WC.
Menjelang Dzuhur, Fatih dan Said bermain bersama teman-temannya di rumah. Tiba-tiba Said ingin pipis. Sa'id segera ke WC. Tapi dia membuka celana di depan teman-temannya. Dan memperlihatkan kemaluan nya ke teman yang ada di rumah.
Bunda kaget, akhirnya membujuk Said agar segera pipis ke WC. Sa'id sudah bisa mencuci pipis sendiri. Namun saya mencoba mengajarkan cara mencuci kemaluannya yang benar. Untuk Said (laki-laki), penisnya agak ditarik ke depan. Agar bekas pipis dapat keluar dengan lebih baik.
Namun said menolak ditarik, karena masih trauma oleh sakit bekas sunat (satu bulan yang lalu). Bunda sampaikan bahwa bekas sunatnya sudah sembuh, dan aman membersihkan dengan cara ini. Namun said masih menolak. Akhirnya bunda menunda mengajarkannya. Mungkin beberapa Minggu lagi, Said akan siap.
Sore ini, Fatih dan Said menggunakan baju tanpa lengan, karena suhu udara yang panas. Tiba-tiba mereka minta bermain di luar rumah. Sebelum bermain di luar rumah, bunda mengajak Fatih dan Said berganti baju.
Kita ganti baju yuk, malu kalau keluar rumah pakai baju itu. Terlihat ketiaknya. Awalnya Fatih menolak, namun setelah saya memberikan baju Tobot. Fatih segera mengganti baju dengan gembira.
Lain halnya dengan Said. setelah mandi, Bunda segera memakaikan baju lengan panjang dan celana panjang. Ini sudah cukup sopan dan aman.
Mengenalkan anak dengan rasa malu sedini mungkin 👍
BalasHapusWah, sepertinya ini judul yg tepat.
BalasHapusJudul di atas sepertinya kepanjangan. 😆