Jurnal Kegiatan Fatih
Berkunjung ke Ragunan Zoo
Inti pembelajarannya bukan sekedar di lokasi Ragunan Zoo, tapi proses pergi dan pulang juga sangat menantang.
Berangkat
Kami bertiga berangkat sekitar pukul 09.00 WIB ke ragunan dengan menggunakan Kereta 🚄 dan turun di Stasiun Lenteng Agung. Fatih dan Sa'id belajar beradaptasi dengan situasi kereta yang penuh penumpang.
Hal yang unik dan menantang selama di kereta adalah memanfaatkan waktu luang di kereta. Seluruh penumpang sibuk dengan HP masing-masing. Saya mencoba mengajak membaca Majalah Bobo. Namun mereka lebih tertarik pada pemandangan di jendela kereta.
Ketika di Ragunan Zoo
Sesampainya di Ragunan Zoo, kami melihat banyak binatang, seperti : gajah, rusa tutul, orang utan, harimau 🐅, Singa Afrika 🦁, Burung-burung 🐦, kura-kura dan berbagai jenis simpanse.
Fatih dan Said terlihat antusias dan lelah, dan tidak mahu pulang.
Hal unik lainnya, Fatih sangat antusias membaca simbol dan meminta dibacakan keterangan setiap hewan yang dilihat.
Agar hemat, kami membawa bekal sendiri. Nasi, roti tawar dan air minum ( ± 3L) dari rumah. Sedangkan ayam krispi dan susu kemasan kecil dibeli di warung. Murah meriah 😆
Hal yang menantang juga adalah seni mengalihkan anak dari godaan jajanan sepanjang perjalanan.
Ketika asyik melihat simpanse, Said hampir tercakar. Rupanya Said melewati besi pembatas aman tanpa sepengetahuan bunda. Hal ini menjadi pelajaran kami. Fatih pun tidak berani lagi melewati pagar batas aman.
Perjalanan Pulang
Ketika akan pulang, saya sempat bingung memilih naik Ojol atau Transjakarta. Akhirnya kami naik Transjakarta, atas pertimbangan kenyamanan dan pengalaman baru. Ini pertama kali kami naik Transjakarta bertiga. Dulu sebelum menikah, saya sering naik Transjakarta. Jadi lumayan sudah tahu kondisinya.
Sa'id yang sedari tadi memaksa naik Transjakarta. Kemudian tersenyum bahagia ketika sudah duduk di Bus. Dalam perjalanan ini, kami harus transit di halte Patra Kuningan. Kemudian melanjutkan perjalanan hingga halte Stasiun Manggarai.
Fatih dan Sa'id terlihat antusias melihat pemandangan hiruk-pikuk Kota Jakarta. Sehingga tertidur dengan pulas di bus. Ketika sampai di stasiun Manggarai, Said mulai menangis tanda lelah dan tidak nyaman.
Fatih bersikap sangat kooperatif dalam perjalanan ini. Meskipun tidak membantu membawa barang, tapi sikapnya mematuhi aturan dan keamanan di tempat umum sangat membantu saya menghadapi Said yang lelah. Fatih terlihat sabar menunggu bunda mendamaikan Said yang lelah.
Ketika menunggu kereta di peron 8 Stasiun Manggarai…
“Terimakasih yah Fatih dan Sa'id karena sudah sabar dalam perjalanan, bunda bangga” ucap bunda sembari mengecup kening mereka.
Saya tahu, perjalanan ini sangat melelahkan. Fatih dan Sa'id sudah berusaha bersikap sangat kooperatif. Dan mereka perlu apresiasi.
Tidak lama kemudian, kereta tiba. Kami bisa duduk dengan nyaman di kursi prioritas.
Tantangan datang lagi. Hujan turun sangat deras. Sehingga seluruh akses menuju kediaman kami tertutup banjir. Ojol yang kami tumpangi kanan kiri mencari jalan. Namun tidak berhasil. Jalan satu-satunya harus ke Perdep. Orang kampung kelapa Citayam pasti sudah sangat tahu tentang ini.
Akhirnya saya memilih menembus banjir. Ini pengalaman pertama Fatih dan Sa'id menembus banjir. Beruntung ada seorang bapak yang membantu, Said pun digendong oleh beliau. Saya menggendong Fatih.
Lagi-lagi ujian kesabaran ditengah kesempitan (lelah). Kami harus berjalan ±100m untuk mencapai jalan besar. Disana kebetulan ada ojek. Tanpa pikir panjang, kami segera naik ojek menuju rumah.
Perjalanan yang panjang dan melelahkan namun penuh makna.
Masih semangat 💪 untuk petualangan selanjutnya 👩👧👧
Komentar
Posting Komentar