Belajar dalam " Proyek Bermain di Perpustakaan"

Sejak kemarin malam kami sudah mendiskusikan akan kemana dan bermain apa. Fatih masih ingin pergi bermain dan membaca di perpustakaan Cikini. Saya mencoba mengemas kegiatan ini dalam sebuah proyek keluarga.

Bunda sebagai pimpro. Fatih sebagai pemegang kartu kereta dan Said bertugas bermain 😂.
Perencanaan proyek ini memang belum bagus. Tapi minimal anak-anak terbiasa dengan istilah "proyek keluarga". Dan anak-anak pun masih bingung apa itu "proyek, ketua proyek dll". 

Sejak malam dan pagi, kami sudah berdiskusi tentang teknis keberangkatan. Bangun pagi, sopan di kereta, naik ojek, dll.

Pagi harinya, Said dan Fatih bangun lebih awal dari biasanya. Fatih belajar mengancing baju sendiri (https://youtu.be/1owNjzkV5Zw). 


Jam 10 kami berangkat menuju stasiun Citayam. Perjalanan menggunakan kereta sekitar 40 menit. Setelah itu kami naik ojek menuju perpus Cikini. 

Sesampainya di perpustakaan. Fatih dan Said langsung bermain di arena permainan edukatif (lantai 2). 


Beberapa saat kemudian, mereka mulai mengambil banyak buku. Walau membaca hanya sepintas.


Disini kami belajar membaca dan bertanggung jawab atas mainan dan buku yang sudah dipakai. Mainan yg sudah dipakai, diletakkan kembali ke tempat semula. Buku yang sudah dibaca diletakkan ke dalam box. 

Said belajar mengupas jeruk dan pisang


Selama perjalanan, kami juga belajar memelihara kebersihan di sekitar (membuang sampah pada tempatnya). Fatih dan Said mengumpulkan sampah buah ke dalam plastik, kemudian dibuang ke tempat sampah. Begitu pula di kereta. Mereka lapar, kemudian memakan buah pisang dan jeruk. Sampahnya disimpan di plastik dan disimpan sementara di tas.

Karena lantai nya yang bening. Fatih dan Said suka tidur di lantai. Saya harus sering mengingatkan mereka untuk tidak tidur di lantai 🙈.

Said terlihat sangat ingin tahu tentang lift. Berkali-kali saya harus menahan Said yang ingin masuk ke dalam lift.

Fatih sudah bisa menggunakan toilet sendiri. Ini menjadi awalan untuknya mandiri ke toilet pria tanpa harus di temani oleh saya. Karena Biasanya Fatih ke toilet perempuan bersama saya dan Said. Said sendiri memang masih perlu pendampingan dalam toilet umum.

Hal yang tidak terduga hari ini adalah pertemuan dengan keluarga homeschooler. Ini benar-benar moodboster tersendiri untuk saya dalam melanjutkan langkah ini.  Saya menanyakan beberapa hal tentang alasannya memilih HS, respon keluarga, dll.



Komentar

Postingan Populer