Membersamai H24
Anak-anak masih bosen dan menolak diajak main bareng di rumah.
Ketika bada penjual keliling membawa tabungan. Bunda membeli, semoga mereka semangat menabung. Ternyata benar, Fatih jadi semangat menabung. Tapi tetap saja, prioritas tabungannya untuk diri sendiri. Belum untuk orang lain.
Dari uang jajan 2000, Fatih menggunakan 500 saja untuk jajan. Sisa 1.500 ditabung. Ketika melihat Sa'id yang banyak jajanan. Fatih jadi ingin. Sa'id mau berbagi semua makanannya untuk dimakan bersama.
Fatih sebenarnya kurang sabar. Bunda mencoba mengingatkan. Jadilah gayanya seperti ulat kepanasan. Mencoba menahan diri. Tapi ini caranya menahan diri atau belajar bersabar.
Sebenarnya tinggal bareng di rumah mertua. Membuat dualisme pengasuhan. Kadang saya ingin menerapkan konsistensi, Fatih lari ke neneknya. Ketika mereka sedang sensitif, mudah menangis.
Bunda terpaksa membawa Fatih ke kamar agar tidak menggangu keluarga lainnya. Setelah tangisnya reda, baru bunda ijinkan keluar kamar. Kemudian meminta maaf ke kakak sepupunya.
Gadget masih menjadi magnet kuat bagi Fatih dan Sa'id. Seperti pagi ini, mereka melihat kakak sepupu dan om bermain games tentang teka-teki. Hal ini masih saya biarkan karena ada faktor edukasi. Yaitu melatih otak berpikir solutif.
Menjelang Dzuhur kami jalan-jalan naik motor ke kampung sebelah. Tanpa berhenti, langsung pulang.
Dan…….
Berdasarkan kriteria Badge, saya hanya layak mendapat badge Very Good. Karena hanya berhasil lolos pada point' 1, 3 dan 4:
Pertama Tepat waktu
Kedua dalam hal Keterampilan mengelola emosi, mulai kurang sabar dan solutif. Besok saya harus lebih sabar dan solutif.
Ketiga Tidak ketiduran
Keempat Merapikan bekas bermain
Kelima Ekspresi anak kurang ceria.
Komentar
Posting Komentar