Puasa Menulis Resep


Sebenarnya berdasarkan mind map / peta belajar diri, saya seharusnya belajar skill memasak 30 menitan. Karena sikon tidak mendukung. Saya sedang mengungsi di rumah mertua selama wabah covid-19. Otomatis urusan dapur atau masak-memasak diambil oleh mertua. Karena ibu mertua saya adalah tipe ibu rumahtangga banget. Urusan dapur adalah singgasananya, menggantinya berarti menurunkannya dari istana rumah ini. Sebagai menantu, saya hanya bisa menjadi asisten.

Ternyata asisten juga bisa jadi tantangan untuk saya. Sehingga saya memutuskan untuk menulis setiap menu unik. Terutama yang disukai oleh suami dan anak-anak. Ini akan menjadi harta berharga saya. Saya sering bingung menyusun menu sehari-hari ketika kami tinggal di citayem. Kumpulan resep ini bisa jadi solusi untuk menu harian kami nantinya ketika sudah pisah rumah. 

Bahkan sempat terpikir oleh saya, seharusnya saya melakukan ini sejak dulu. Sejak awal menikah. Sehingga saya tidak perlu bingung / telur lagi telur lagi.
Menu mertua sangat enak dan murah meriah. Cocok untuk berhemat.

Hari pertama hingga ke 4 sukses menulis menu. Meskipun awalnya hanya menulis di gdoc, hari kedua dan seterusnya saya menulis di Canva.

Pada hari ke 5, menu sama seperti yang sudah saya tulis. Saya mencoba melakukan sendiri mulai dari berbelanja hingga memasak sampai matang. Namun soal rasa, mertua yang mempaskan rasa akhir masakan.

Ada beberapa perbedaan atau penambahan pengetahuan yang saya dapatkan ketika memasak sendiri. Terutama tentang proses memasak, yaitu: bumbu bagusnya di-blender hingga sangat halus.

Hingga hari ini, saya harusnya buka puasa, tapi saya tetap menulis resep masaka (artinya masih puasa) karena merasakan manfaat dari menulis resep masakan mertua.

PDF Resep Masakan Emak yang telah saya buat ,dapat dilihat di link ini
https://drive.google.com/file/d/1YAUGLuZbZoathQgalqF7-v0vV6fuRWmG/view?usp=drivesdk


Komentar

Postingan Populer