Menemukan matematika logis dalam keseharian

Membersamai adalah kunci aktifitas ini. Bukan sekedar melihat. Tapi juga ikut beraktifitas bersama mereka. Saya pun masih belajar, sedikit demi sedikit menambah kualitas membersamai Fatih dan Said.



Hari ini fatih dan Said bermain bersama teman-temannya. Saya memberikan uang Rp 2.000. Fatih membeli coklat dan kue. Uang sisa jajan, saya biarkan Fatih menyimpannya. Agar dia tahu jumlah uangnya.



Setelah jajan, Fatih dan teman-temannya memasukkan kue biji Ketapang ke dalam plastik. Saya memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajaknya berhitung.

Bunda : ada berapa biji Ketapang nya?
Fatih : ada banyak
Bunda : berapa?
Fatih : satu, dua, tiga, banyak na
Bunda : yuk, kita hitung bersama. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan , sembilan , sepuluh. Wah masih banyak lagi yah

Fatih dkk : iya ( gembira)
Bunda : Fatih, plastik itu diisi penuh atau setengahnya?
Fatih : setengahnya aja na
Bunda : kalau penuh bagaimana?
Fatih: nanti ga bisa diikat na.

Fatih sudah tahu konsep setengah dan penuh dalam mengisi plastik.
Saya masih membatasi mengulangi angka 1 -10 saja, agar mudah diingat. Dan sekarang Fatih sudah hafal urutan 1-10. Ini suatu kemajuan untuk Fatih.
Diwaktu lain saya bertanya kepada Fatih tentang jumlah benda. Saya tahu bahwa benda itu ada tiga. Dan Fatih berhitung " satu, dua, tiga...jadi jumlahnya ada lima nah" jawabanya dengan antusias. Dalam hati saya tertawa. Tapi wajah berusaha mengapresiasi positif atas kemampuannya.



Ketika waktu Dzuhur, kami bersiap untuk sholat berjamaah. Saya mengajarkan Fatih konsep mengantri. Karena jumlah anak saat itu banyak. Ahsan sudah siap ingin masuk WC, Fatih datang ingin masuk juga. Saya memberitahu dan menahannya untuk antri. Fatih protes sampai memukul. Beruntung Ahsan cepat selesai berwudhu. Kemudian Fatih segera masuk.

Saya mengajarkan Fatih cara berwudhu. Setelah Fatih, dilanjutkan Hanun. Said terakhir, saya berusaha mengajarkan berwudhu. Setelah itu, kami sholat berjamaah. Karena ada tiga laki-laki. Saya meminta mereka di depan, dengan alasan .bahwa laki-laki adalah imam.

Setelah sholat Dzuhur, kami membaca buku sebentar. Saya kembali mengajak Fatih menghitung jumlah buku.




Setelah teman-temannya pulang, Fatih meminta bermain hp. Memang sudah menjadi gadget time untuk Fatih di siang hari. Saya memberikan dengan perjanjian hanya 30 menit. Konsep waktu ini sudah mulai akrab dengan Fatih dan Said. Selama mereka bermain hp, internet off. Setelah 30 menit, saya mengambil hp. Fatih memberikan hp tanpa tantrum. Alhamdulillah.

Malam harinya kami bermain gunting kardus. Saya juga ikut menggunting. Saya terinspirasi menggunting bentuk persegi, lingkaran dan segitiga. Tapi belum sempat dimainkan bersama mereka.




Catatan:

Fatih ( 4 tahun 3 bulan)
Said ( 2 tahun 6 bulan)







Komentar

Postingan Populer