Rasa di level 5

Hari pertama tantangan saya dihadapkan pada situasi hp lowbat, listrik mati, anak-anak masih aktif. Rasanya hopeless untuk bisa menulis dan setor link tepat hari pertama. Saya pasrah.

Padahal saya selalu berusaha menulis laporan tantangan setiap hari. Dalam kepasrahan saya berdoa dan berniat kuat. Semoga saya terbangun pukul 23, dan semoga listrik sudah menyala.

Alhamdulillah, saya seperti kaget langsung terbangun  tepat  pukul 23 dan melihat listrik sudah menyala. Saya segera mengerjakan tugas.

Kami sudah terbiasa membaca. Fatih dan said sering membaca buku sendiri. Tapi dalam tantangan ini, saya ditantang untuk lebih banyak dan konsisten membacakan. Gaya belajar mereka masih dominan kinestetik. Sehingga saya meng-upgrade diri tentang cara bercerita yang lebih menarik. Suara berintonasi jelas tinggi dan rendah. Bahasa tubuh lebih ekspresif.

Anak-anak sangat suka. Mereka semakin sering meminta dibacakan buku.

Ditengah hingga akhir tantangan, saya sempat merasa bosan. Tapi saya mencoba konsisten walau sebentar membacakan buku.

Beberapa hari setelah tantangan berakhir. Saya melihat Fatih dan Said banyak kemajuan. Jika dulu hanya bertahan mendengarkan satu cerita. Kini mereka akan sangat bertahan dibacakan satu buku. Disana ada banyak cerita. Bahkan Fatih ingin dibacakan lima buku sekalian. Saya kadang merasa lelah. Tapi mereka terus menerus meminta dibacakan buku.

Saya mencoba menyemangati Fatih untuk belajar membaca.
Bunda : Fatih mau baca semua buku ini?
Fatih : mau
Bunda : bunda Airin baca yah, biar nanti Fatih bisa membaca semua buku-buku ini
Fatih : tapi gimana? Atih ga bisa
Bunda : ini bunda ajar. (Saya mengajar mengenalkan huruf)



Kadang Fatih menemukan media belajar huruf yang telah saya buat. Fatih dengan gembira mencocokkan huruf di tutup botol dengan di dinding. Bertanya ini huruf apa, dll. Dulu hanya bertahan 3 huruf. Sekarang bisa sampai 12 huruf dalam sekali aktifitas.



Komentar

Postingan Populer