Serba-serbi melatih kemandirian anak hari ke 14
Pagi ini, mereka sangat akur makan bersama dan saling berbagi ( padahal jarang banget ). Mereka makan tanpa disuapi. Said masih konsisten makan sendiri, bak dan bab di wc. Ketika tidur siang juga cuma kelepasan pipis sedikit di celana, mengetahui hal itu, saya segera menggendong nya ke wc. Said sambil menangis ketika di bawa ke wc, mungkin karena tidur belum cukup dan badannya yang hangat.
Said menangis tanpa saya ketahui sebabnya. Saya tawarkan gendong, makanan dan minum. Tidak ada yang diinginkan, selalu jawabannya "ga".
Bunda : klo said ingin sesuatu, bilang yah, jangan nangis
Said masih nangis
Saya mencoba terlihat asyik bermain dengan Fatih, said pun mulai diam dan mengatakan ingin minum.
Akhirnya said mampu mengalahkan rasa rewelnya dan mengatakan keinginannya tanpa terus menangis
Untuk toilet training, saya masih terus melatih, walau masih sedikit kemajuannya. Ketika mencuci pipis, said sudah hafal bagian mana yang harus disiram. Tapi belum tepat sasaran (hehehe). Saya masih harus mencuci ulang. Ketika bab, saya selalu sediakan ember kecil untuk said menyiram sendiri pup. Walau akibat nya baju selalu basah. Saya masih harus membersihkan bab nya.
Untuk keterampilan berpakaian, baru memasuki tahap mengambil pakaian. Said sudah tahu letak lemari. Setiap kali belum memakai celana atau baju, dia pasti mengambil sendiri. Hasilnya masih sering salah, yang dicari baju tapi diambil celana, yang dicari celana tapi diambil baju. Lemari pun jadi berantakan. Cucian semakin banyak. Tapi ga apa-apa, namanya juga belajar.
Hari ini tentang Fatih
Fatih kembali mencari perhatian, dua kali pipis di teras. Saya mencoba tarik ulur dalam penerapan konsekuensinya. Sebenarnya saya sudah sering ingatkan agar pipis di WC, jika diluar wc, maka jam main di luar rumah dikurangi.
Ini bukan sekedar konsekuensi untuk Fatih tapi juga bermakna tantangan untuk saya. Bagaimana agar Fatih dan said betah main di rumah tanpa tv (memang tidak ada di rumah kami) dan hp.
Berbagai permainan sudah coba kami lakukan, antara lain bermain paku dan palu, membuat lilin, menggunting, bermain bersama teman di teras. Tapi tetap belum dapat membuat Fatih anteng di rumah.
Said menangis tanpa saya ketahui sebabnya. Saya tawarkan gendong, makanan dan minum. Tidak ada yang diinginkan, selalu jawabannya "ga".
Bunda : klo said ingin sesuatu, bilang yah, jangan nangis
Said masih nangis
Saya mencoba terlihat asyik bermain dengan Fatih, said pun mulai diam dan mengatakan ingin minum.
Akhirnya said mampu mengalahkan rasa rewelnya dan mengatakan keinginannya tanpa terus menangis
Untuk toilet training, saya masih terus melatih, walau masih sedikit kemajuannya. Ketika mencuci pipis, said sudah hafal bagian mana yang harus disiram. Tapi belum tepat sasaran (hehehe). Saya masih harus mencuci ulang. Ketika bab, saya selalu sediakan ember kecil untuk said menyiram sendiri pup. Walau akibat nya baju selalu basah. Saya masih harus membersihkan bab nya.
Untuk keterampilan berpakaian, baru memasuki tahap mengambil pakaian. Said sudah tahu letak lemari. Setiap kali belum memakai celana atau baju, dia pasti mengambil sendiri. Hasilnya masih sering salah, yang dicari baju tapi diambil celana, yang dicari celana tapi diambil baju. Lemari pun jadi berantakan. Cucian semakin banyak. Tapi ga apa-apa, namanya juga belajar.
Hari ini tentang Fatih
Fatih kembali mencari perhatian, dua kali pipis di teras. Saya mencoba tarik ulur dalam penerapan konsekuensinya. Sebenarnya saya sudah sering ingatkan agar pipis di WC, jika diluar wc, maka jam main di luar rumah dikurangi.
Ini bukan sekedar konsekuensi untuk Fatih tapi juga bermakna tantangan untuk saya. Bagaimana agar Fatih dan said betah main di rumah tanpa tv (memang tidak ada di rumah kami) dan hp.
Berbagai permainan sudah coba kami lakukan, antara lain bermain paku dan palu, membuat lilin, menggunting, bermain bersama teman di teras. Tapi tetap belum dapat membuat Fatih anteng di rumah.
Komentar
Posting Komentar