Hak dan kecerdasan emosional

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman bersama Fatih dan said. Terutama Fatih. Saya melihat, Fatih menjadi "good boy" ketika haknya diberikan. Hak bermain, hak menyalurkan kreativitas, hak menentukan pilihan.

Jadi saya mengambil semacam kesimpulan. Bila ingin melatih kecerdasan emosional Fatih. Saya perlu memberikan haknya. Jika haknya dikurangi, tantrum akan muncul.

Pagi ini Fatih meminta bermain di luar bersama teman-temannya. Saya menemani mereka bermain. Dalam proses bermainnya. Fatih sudah dapat berbagi. Tidak ada konflik selama mereka bermain.
Menjelang adzan Dzuhur, saya mengajak Fatih dan said untuk pulang (sudah menjadi aturan yang saya biasakan sejak 1 tahun terakhir). Sesampainya di rumah, Fatih mencuci piring (hasilnya bersih dan wangi). Fatih membantu mencuci kacang hijau (sebenarnya repot banget, tapi harus sabar).

Setelah puas bermain air melalui cuci piring dan cuci kacang hijau. Fatih kembali bermain dengan said. Kali ini said mennagis karena ingin makan sayur, sedangkan sayur tadi pagi sudah habis. Fatih malah mencoba menenangkan adiknya yang menangis.
Bahkan ketika dipukul said, Fatih tidak membalas, dia hanya menghindar.