Serba-serbi melatih kecerdasan anak
Hari ini saya belajar lebih banyak dalam meningkatkan kecerdasan emosional pribadi. Saya masih belajar dalam memanajemen emosi ditengah kesibukan domestik. Kebetulan suami bertugas keluar kota, berkurang partner dalam mengasuh dan "beberes".
Sejak jam 10, saya menemani anak-anak bermain di luar rumah. Jam 12, baru pulang ke rumah. Dan ujian itu terjadi siang ini. Fatih bermain bersama said, seperti biasa. Tapi kali ini said lebih sering menangis.
Ketika itu mereka berebut botol air. Saya menyarankan Fatih untuk berbagi. Namun dia bertahan ingin bermain sendiri. dalam keadaaan itu, saya berpikir keras apa bahasa yang efektif.
Bunda : biarin i, atih mau main sendiri. Klo orang yang begitu ga punya teman
(Said masih nangis ingin botol)
Fatih : atih mau main sendiri, ga mau berbagi
Bunda : biarin i, kita main aja di dalam. Kalau mau punya banyak teman, harus berbagi
Satu menit kemudian, Fatih turun dari tembok pagar
Fatih : ini i, ini botolnya
Kemudian Fatih menghampiri saya
Fatih : na, Fatih sudah berbagi
Bunda : terimakasih aa Fatih, sudah mau berbagi. Fatih hebat sudah berbagi.
Kemudian Fatih kembali bermain dengan said.
Apakah mereka berhenti berkonflik?
Iya, hanya sebentar
Kemudian kembali konflik karena hal-hal sepele, tidak substantif.
Satu hikmah yang saya peroleh hari ini adalah kecerdasan emosional anak berawal dari kecerdasan emosional orang tua. Cara jitu mengajarkan hal apapun kepada anak adalah melalui keteladanan.
Rasanya saya masih jauh dari itu, tapi saya akan terus belajar.
Ketika itu mereka berebut botol air. Saya menyarankan Fatih untuk berbagi. Namun dia bertahan ingin bermain sendiri. dalam keadaaan itu, saya berpikir keras apa bahasa yang efektif.
Bunda : biarin i, atih mau main sendiri. Klo orang yang begitu ga punya teman
(Said masih nangis ingin botol)
Fatih : atih mau main sendiri, ga mau berbagi
Bunda : biarin i, kita main aja di dalam. Kalau mau punya banyak teman, harus berbagi
Satu menit kemudian, Fatih turun dari tembok pagar
Fatih : ini i, ini botolnya
Kemudian Fatih menghampiri saya
Fatih : na, Fatih sudah berbagi
Bunda : terimakasih aa Fatih, sudah mau berbagi. Fatih hebat sudah berbagi.
Kemudian Fatih kembali bermain dengan said.
Apakah mereka berhenti berkonflik?
Iya, hanya sebentar
Kemudian kembali konflik karena hal-hal sepele, tidak substantif.
Satu hikmah yang saya peroleh hari ini adalah kecerdasan emosional anak berawal dari kecerdasan emosional orang tua. Cara jitu mengajarkan hal apapun kepada anak adalah melalui keteladanan.
Rasanya saya masih jauh dari itu, tapi saya akan terus belajar.
Komentar
Posting Komentar