Belajar itu bermain
Hari ini Fatih dan said meminta bermain di luar rumah.
F : na kita main diluar yuk
B : Fatih mau main kemana?
F : kemana aja na. Ke rumah kakak Balqis, Ahsan
B : tunggu sebentar yah, bunda selesaikan menjemur pakaian
F : na kita main diluar yuk
B : Fatih mau main kemana?
F : kemana aja na. Ke rumah kakak Balqis, Ahsan
B : tunggu sebentar yah, bunda selesaikan menjemur pakaian
Setelah menjemur pakaian, saya menepati janji menemani mereka bermain. Untuk mencegah Fatih bermain hp di rumah tetangga g akan dikunjungi saya menyarankan Fatih membawa mobilannya.
Setelah keluar rumah, Fatih menuju tempat temannya. Tapi, tidak ada yang mau bermain. Saya pun menyarankan berminat ke rumah Ahsan. Akhirnya kami berangkat ke rumah Ahsan.
Disana mereka bermain dengan gembira. Bahkan mungkin terlalu ekstrim, bermain "ciat-ciat" (pura-pura pukul-pukulan. Saya berkali-kali harus mengingatkan mereka agar menjaga gerakan.
"Pelan-pelan yah", " jangan keras-keras pukulnya"
Mereka harus sering diingatkan dan dijaga. Karena itu saya tetap memantau mereka yangg asyik bermain. Khawatir bertengkar.
Alhamdulillah, mereka bermain dengan baik. Walau beberapa kali harus dilerai karena berebutan mainan.
Saya melihat, tipe belajarnya tadi adalah kinestetik dan auditori
Karena :
* Bermain bersama teman-temannya dengan cara bergerak, meliat, mendengar
* Mengulangi kembali menirukan nada teman bermain
* Belajar toleransi, berbagai, mendukung dan sopan melalui praktek
* Bermain yang menyibukkan.
* Ada interaksi menarik tangan untuk mencari perhatian bermain.
* Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. Contohnya : ayo kita naik mobilan yuk, serang dia, dll
Karena :
* Bermain bersama teman-temannya dengan cara bergerak, meliat, mendengar
* Mengulangi kembali menirukan nada teman bermain
* Belajar toleransi, berbagai, mendukung dan sopan melalui praktek
* Bermain yang menyibukkan.
* Ada interaksi menarik tangan untuk mencari perhatian bermain.
* Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi. Contohnya : ayo kita naik mobilan yuk, serang dia, dll
Sepulang bermain dari rumah Ahsan. Fatih meminta bermain tepung lagi
F : na, atih boleh main tepung
B: (mikir, dalam hati berat karena pasti repot membersihkan) Fatih bisa bersihkan lagi?
F : bisa
Fatih belajar menyentuh dan merasakan sensasi tepung sagu. Tipe belajar kinestetik
Setelah bermain, saya harus sering mengingatkan untuk membersihkan kembali. Kali ini Fatih tidak mau membersihkan. Saya terpaksa mengatakan " jika tidak dibersihkan, bunda tidak mengijinkan Fatih bermain tepung lagi". Kemudian Fatih segera membersihkan tepung.
Sebenarnya lantai masih kotor. Saya tetap menghargai usahanya membersihkan. "Terimakasih aa fatih"
Kemudian fatih kembali bermain dengan said. Saya mencoba membersihkan kembali sisa tepung di lantai.
Fatih sudah bisa membuka baju, memilih baju dan memakai sendiri pakaian. Hal itu dilakukan setelah bermain tepung.
Saat itu, said sedang asyik membaca buku, Fatih pun ikut membaca buku. Hanya bertahan 10 menit Fatih duduk diam membaca. Selebihnya dia sudah beralih ke aktifitas yang sibuk bergerak
Iya, Fatih membuka Lego dari bungkusan nya. Fatih kemudian asyik bermain Lego dalam satu yang lama. Tipe belajar kinestetik.
Sebelum tidur pun, Fatih bermain tepung sagu. Saya lupa menyimpan tepung di tempat aman. Akhirnya ditemukan oleh Fatih, dan fatih dengan bahagia bermain tepung lagi. Kali ini dia berkreasi menemukan tepung dan Lego. Syukur nya, saya selalu mengingatkan agar jika bermain tepung, di teras saja. Agar mudah dibersihkan.
Lagi-lagi, Fatih berusaha menghindar dari kewajiban membersihkan tepung. Saya kembali mengingatkan " jika tidak dibersihkan, tidak diijinkan bermain lagi"
Seperti kalimat itu salah. Seharusnya saya katakan " kita bersihkan yuk, biar rapi, biar nanti kita bisa main lagi"
Ok, besok saya harus perbaiki kalimat ini.
Komentar
Posting Komentar