Serba-serbi mengenal gaya belajar anak

Hari ini ada dua kegiatan yang sangat menarik. Kegiatan yang membuat saya merasa kagum dengan cara Fatih belajar.

1. Project bubur kacang hijau

Hari ini Fatih meminta bubur kacang hijau. Saya mengajak nya membuat bubur kacang hijau bersama. Say teringat materi tentang Family Project. Kemudian saya membungkus aktifitas ini dalam sebuah project. Ada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Berat yah untuk anak usia 4 tahun? Ternyata ga juga ^_^

Saya menulis bahan-bahan bubur kacang hijau, sambil bertanya kepada fatih.

B : tih, apa saja yang kita perlukan untuk membuat bubur kacang hijau?
F : kacang hijau
B : apa lagi yah?
F : kelapa
B : Dimana kita bisa mendapatkan kacang hijau?
F : beli di rumah uwa tari aja
B : siapa yang beli kacang hijau?
F : Fatih aja
B : yang cuci kacang hijau?
F : atih
B : terus bunda ngapain?
F : na bagian masak aja
B : ok. Terus nanti siapa yang menyajikan ke piring?
F : Fatih
B : yang bagian cuci piring?
F : Fatih
B : said bagian apa? Makan saja?
Said : aku aka Acang ijo, yes, yes, yes
B : pimpinan projectnya siapa?
F : Fatih ( padahal dia belum tau apa arti pemimpin)

Sebelum selesai diskusi, saya mengulangi tugas masing-masing. Dalam proses diskusi ibi, Fatih menggunakan gaya belajar auditori..
Fatih bertugas membeli kacang hijau, mencuci kacang hijau, mencuci piring dan menyajikan.
Bunda bertugas memasak bubur.
Said bagian makan ^_^

Kami pun berangkat ke warung bersama. Saya menunggu di luar warung. Fatih masuk ke dalam warung untuk membeli kacang hijau. Setelah itu kami pulang. Dalam perjalanan kami memetik daun pandan. Sesampainya di rumah, Fatih meminta bermain di rumah Ahsan.
F : na, kita main dulu, masak bubur kacang hijaunya nanti Dzuhur aja

Saya pun menemani mereka bermain di rumah Ahsan. Setelah pulang bermain. Kami melaksanakan project bubur kacang hijau.



Fatih mencuci panci, mencuci kacang hijau, mencuci daun pandan dan memasukkan pandan ke dalam panci. Fatih terlihat antusias.




Fatih juga menyajikan bubur ke dalam piring (cuma 1 piring saja).



 Setelah itu kami makan bersama.
Sebenarnya sambil masak bubur tadi, Fatih sambil sesekali bermain bersama Hanun dan Said.
Setelah makan bubur pun, Fatih masih bermain.



Sore harinya saya mencuci piring. Fatih membantu membilas. Bahkan dia mencuci panci bekas masak bubur. Hasilnya bersih dan wangi. Bonusnya baju dan celananya basah. Dalam proses pelaksanaan project, Fatih dominan menggunakan gaya belajar kinestetik.

Evaluasi belum sempat dilakukan hari ini. Karena situasi belum mendukung.


2. Pembelajar tipe kinestetik yang hobi membaca

Sejak ada lemari buku. Fatih dan Said semakin mudah mengambil buku, semakin sering membaca. Saya tidak mengharuskan membaca. Terlebih lagi saya tahu bahwa Fatih tipe kinestetik.



Saya hanya menyediakan buku-buku bergambar menarik di tempat yang mudah dijangkau. Hasilnya Fatih dan Said akan berkata "wow ada buku". Kecintaan pada buku, sudah terlihat. Bangun tidur baca, main Lego sebentar baca lagi, Dzuhur baca buku, magrib baca buku, sebelum tidur baca buku. Pagi-pagi membuka mushaf Al-Quran, meminta saya mengaji.

Setelah sholat magrib, Fatih dan said pasti berebut mengaji. Padahal waktu itu saya juga mau mengaji.

Sekarang Fatih semakin sering meminta dibacakan buku. Hingga akhirnya sering bertanya " na, ini huruf apa?" Sambil menunjuk huruf.

Saya menemukan "celah". Fatih menghubungkan sendiri beberapa kegiatan yang pernah kami lakukan. Celah ini memancarkan semangat belajar (rasa ingin tahu) tentang huruf.

Ada sebuah buku berjudul "Anambas, the exotic ilands". Itu buku kesukaan Fatih. Beberapa hari yang lalu kami sudah menempel huruf-huruf di dinding. Sekarang Fatih sadar bahwa huruf yang ditempel sama seperti yang ada di buku.




F : na ini huruf apa? ( Sambil menunjuk)
B : itu huruf A, coba cari huruf yang mirip dengan ini.
F : ini
B : iya, Fatih benar. Hebat ( sambil tepuk tangan)
F : terlihat senang dan semakin banyak bertanya.

Komentar

Postingan Populer